BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sunday, May 23, 2010

HahaHihi bersama Lupus

Sejak munculnya Raditya Dika, novel-novel bergenre komedi mulai marak lagi di Tanah Air. Namun, ga lengkap ngebahas novel komedi kalo ga ngomongin salah satu legenda novel komedi Indonesia. Dialah pemuda berjambul yang hobi meniup permen karet, LUPUS.

Lupus lahir dari tangan dingin seorang penulis berbakat bernama Hilman Hariwijaya. Sejak SMP, Hilman udah sering nongkrong di Majalah HAI buat ngasah kemampuan nulisnya, dan terbukti menjadi penulis handal yang menghasilkan karya-karya fenomenal. Selain Lupus, tokoh ciptaannya yang juga ngetop adalah Olga, gadis penyiar radio yang gemar main sepatu roda.

Lupus digambarin sebagai remaja yang kreatif, jahil, gaul, dan tentu saja banyak disukain cewek. Penampilannya agak urakan, dengan ciri khas rambut ala John Taylor (personel band Duran-duran) dan permen karet yang tak pernah absen dikunyah (n ditiup pastinya). Beberapa tokoh Lupus yang juga menjadi trademark adalah Lulu (adik perempuan Lupus yang centil) beserta dua sahabat karib Lupus, Boim (yang item + keriting) dan Gusur (si pejantan tambun yang gila sastra).

Lupus sendiri tercatat punya beberapa pacar, tapi yang paling memorable adalah sosok Poppy, gadis cantik nan pintar, tipe preppy n smart girl gitu :) Kisah cinta Lupus-Poppy bisa dibilang bikin geregetan pembaca, dan Poppy is his true love afterall..

Lupus ini termasuk  serial pop remaja yang booming, dimana kekuatan humor yang tersebar di seluruh bagian buku jadi daya tarik tak tergantikan dari serial ini. Hilman juga bikin edisi Lupus yang lain, yaitu Lupus Kecil (waktu Lupus SD) dan Lupus Milenia (menyambut abad 21), dengan gaya penulisan tak lepas dari pakem Lupus sebelumnya.

Sebagai serial yang booming, tentu ga aneh kalo Lupus diadaptasi ke layar lebar dan layar kaca. Untuk layar lebar, tak ada pemeran Lupus yang sefenomenal Ryan Hidayat.


Sayang aktor ganteng ini meninggal di usia muda (26 tahun), padahal bisa dibilang wajah cakep n kepopulerannya ga kalah sama Christian Sugiono di zaman sekarang. Hilman sendiri juga pernah meranin Lupus, di film Lupus yang judulnya Topi-topi Centil, tapi pesona Ryan Hidayat bikin dialah yang berhasil ngegambarin sosok Lupus secara nyata.

As for layar kaca, Lupus diadaptasi menjadi sinetron n ditayangin di Indosiar, dengan 2 judul serial berbeda, Lupus n Lupus Milenia. Di masing-masing serial, pemeran Lupus ada 2 orang (tiap musim ganti). Lupus diperanin sama Oka Sugawa (pemenang lomba "Cari Pemeran Lupus" yang diadain sebelumnya di Indosiar) n Rico Karindra. Lupus Milenia diperanin sama Irgi Fahrezi n Attar Syah. Overall, sinetron Lupus menurut gw masih kalah lucu n kalah seru dibanding filmnya, apalagi dibandingin sama baca bukunya langsung.

Buat yang kangen dengan serial Lupus ini, bisa dapetin buku-bukunya di toko buku Gramedia, or toko2 buku bekas biasanya masih jual. Begitu pula dengan taman bacaan yang cukup lengkap dan kredibel, biasanya nyediain Lupus.

Ga sabar pengen baca Lupus ? Ini hasil browsing gw, dari sebuah blog yang nyediain link2 e-book, di antaranya beberapa judul Lupus. Feel free to collect n read them.

Sayang, kini Hilman sendiri ternyata tidak dapat mempertahankan idealismenya sebagai penulis komedi dan malah banting setir menjadi penulis naskah sinetron-sinetron drama. Padahal, Indonesia butuh program komedi yang segar, kreatif n cerdas, seperti halnya karakter seorang Lupus. Ternyata seorang maestro pun dapat menyerah dengan tuntutan pasar, demi mengisi perut :p



Friday, May 7, 2010

I Want to Believe because The Truth is Out There

Gw ga malu buat ngakuin kalo gw termasuk golongan nerds n geeks. Diliat dari penampilan (kacamata tebel), hobi (baca segala macem buku) n minat gw sama sci-fi (movies n TV shows). Makanya, kalo diajakin ngobrol yang berbau girl-stuff, seringnya gw melongo (dong-dong-dong-dong), termasuk ga nempel di ingatan gw soal telenovela2an yg very much sooo lady-like (or ibu2 like yak? kekeke) Makanya ,kemungkinan besar, gw GA AKAN bahas telenovela di blog ini, saking ceteknya wawasan pertelenovelaan gw hehehe.

BTT, menurut gw, lo belom bisa ditahbiskan jadi seorang nerd+geek di zaman modern, kalo ga suka, apalagi belom nonton serial ini :
 


Yap.. The X-Files! Serial ini dulu tayang di SCTV (sekitar jam 10-11 malem, hari Selasa/Rabu) dan jadi salah satu icon serial TV favorit di era 90-an. Ceritanya, tentang sebuah divisi khusus di FBI yang menyelidiki kasus-kasus yang bisa dibilang kejadiannya "di luar akal sehat" and unsual (if you don't want to put the term "weird" to those cases). Divisi ini diisi sama 2 orang agen yang kepribadiannya bertolak belakang. 


Yang cowok, namanya Fox Mulder. Percaya sama kekuatan supranatural, yang ga bisa dijelasin logika n he's very obsessed with aliens and all those conspiracies theory covering the aliens existence on Earth. Itu yang bikin dia dijulukin "Spooky Fox" dan bisa dibilang posisinya di X-Files bener-bener cocok banget sama minat n karakternya. Adik ceweknya, Samantha, diculik waktu Mulder masih kecil n ternyata ini menjadi benang merah dari kerangka cerita X-Files.

Yang cewek, namanya Dana Scully. Latar belakang medis, bikin dia adalah the exact opposite from Mulder. Bagi Scully, logika adalah segala-galanya n sikap skeptisnya terhadap apa yang diyakini Mulder, walaupun sering jadi sumber konflik antara mereka berdua, tapi juga jadi keunikan chemistry antara mereka berdua.

Pada perkembangan ceritanya (agak SPOILER yak), Mulder n Scully become a couple. Dan mereka berdua lepas dari X-Files dan dikejar-kejar sama pelaku konspirasi tingkat tinggi di pemerintahan Amerika. Complicated plots n ending yang menggantung, jadi ciri khas serial ini.

Gw sendiri, lebih suka kalo episodenya justru ga ngebahas konspirasi alien bla-bla-bla itu. Aneh ya ? Mungkin gw ga mood geregetan sama kasus konspirasi yang sering bikin Mulder-Scully keliatan hopeless n kalah mulu sama petinggi-petinggi nan culas itu. 

Hal menarik yang juga gw dapet dari serial ini adalah adanya tokoh-tokoh sampingan yang mewakili geeks n nerds. Mereka sering ngebantu Mulder dalam mencari informasi dengan kemampuan penguasaan teknologi yang mereka punya. Mereka adalah The Lone Gunmen.

belakang (ki-ka) : Frohike, Byers
depan : Langly

The Lonegunmen terdiri dari trio Richard "Ringo" Langly (gayanya kaya anak metal 90-an), Melvin Frohike (yang keliatan paling "toku" with a face that a bit like a "frog" hehe) n John Fitzgerald Byers (yang necis n brewokan). Mereka ini paling ahli di bidang "hacking" n "conspiracy theory", dari nama The Lone Gunmen yang ternyata diambil dari istilah yang muncul saat pembunuhan mantan Presiden AS, JFK.

Saking memorablenya side characters ini, sampe dibikin serial TV spin-off nya. Judulnya tetep The Lone Gunemen, lucu deh  baca caption iklannya di bawah ini :


Well, jadi pengen hunting DVD X-Files, soalnya dulu SCTV sempet ga urut nayanginnya, jadi ceritanya kepotong-potong gitu :(  Anyway, being a X-Files fan made me want to believe because actually the truth is out there :)

Tuesday, May 4, 2010

Sesame Street bukan Jalan Sesama

Menguasai Bahasa Inggris, di masa sekarang, udah menjadi satu keharusan. Mau masuk sekolah, universitas, ngelamar kerja, pasti Tes Bahasa Inggris jadi salah satu menu seleksi. Sekolah-sekolah formal n informal yang negajarin Bahasa Inggris juga makin banyak. Cas-cis-cus ngomong English, kayanya dianggap jadi syarat anak gaul (thx to Cinta Laura :p)

Waktu zaman gw kecil dulu, bedanya sama anak sekarang, gw termasuk yang males buat ikutan les Bahasa Inggris. Buat gw, daripada pulang sekolah or sore-sore berkutat lagi sama pelajaran, mendingan maen di luar, maen sepeda, maen bola, maen layangan, maen petak umpet (yes, I'm such a tomboy since my childhood days), dan mainan outdoor lainnya. 

Buktinya, gw masih bisa belajar Bahasa Inggris dengan baik n sampai sekarang gw ga pernah ikutan kursus Bahasa Inggris n still managed to reach 590-600 points for TOEFL *belagu mode : on* :)

Rahasianya, gw bener-bener belajar Bahasa Inggris dari basic n in a fun way. Jadi, gw belajar Bahasa Inggris, karena gw emang suka n cinta sama Bahasa Inggris. Efeknya, gw belajar tanpa beban n lebih cepet nyerap materi. How ? I learned the fun English from ....

Belajar A-B-C, ngitung, simple vocabulary. Semua lewat satu serial ini. Dan semuanya in English (with Indonesian subtitles), jadi original. Bukan didubbing kaya zaman sekarang. Gw dulu selalu bawa notes n pensil warna buat nulis kata-kata baru yang didapet dari Sesame Street. It worked perfectly well..

Makanya gw langsung "gubrak", pas dulu ada Sesame Street yang didubbing.. or worse, sekarang ada versi Indonesianya, Jalan Sesama. WTF??!! Makin ilang aja esensi "how to learn English in a fun way". No wonder, produk abad 21 di antaranya adalah anak-anak yang ga mau susah, ngegampangin, kurang kreatif, dan muncul generasi ALAY.. ckckckckck...

Bandingkan personel Sesame Street dengan si versi "ga-mau-susah-jadi-terjemahin-aja-deh" Jalan Sesama :

ini Sesame Street gank



ini si versi terjemahannya, asli, gw mah ga bangga :p

That's why, jadi pengen bikin gerakan "We want the real Sesame Street", biar anak-anak Indonesia, bukan sekedar jadi jiwa penerjemah, tapi juga bisa mengkreasikan sesuatu yang lebih oke dari budaya aslinya.

We used to have Si Komo and the Gank. Gw masih lebih respect sama ciptaan Kak Seto itu, karena emang bikin program original, asli buatan Indonesia.


Well, sekarang kita nostalgia dulu aja sambil nyanyi theme songnya Sesame Street, sambil berjuang memberikan yang terbaik buat generasi penerus bangsa :) 

Sunny Day
Sweepin' the clouds away
On my way to where the air is sweet

Can you tell me how to get,
How to get to Sesame Street

Come and play
Everything's A-OK
Friendly neighbors there
That's where we meet

Can you tell me how to get
How to get to Sesame Street

It's a magic carpet ride
Every door will open wide
To Happy people like you--
Happy people like
What a beautiful

Sunny Day
Sweepin' the clouds away
On my way to where the air is sweet

Can you tell me how to get,
How to get to Sesame street...
How to get to Sesame Street
How to get to...

Kehangatan Keluarga yang (mulai) Terlupakan

Gw termasuk penggemar serial Barat, USA particularly. Instead of Indonesian, Korean, Japanese, moreover Indians (I can't stand too much drama :p), gw milih US series karena ceritanya yang lebih simple dan tema yang variatif. Sayangnya, serial USA masa kini arahnya lebih ke arah hal-hal konsumtif, absurd n ga sesimple dulu lagi. One thing that I miss the most is the family values in US TV series.

Banyak sitkom n drama yang nampilin kehangatan keluarga di era 80-an n 90-an. Gw masih suka nonton beberapa di antaranya, thanks to CT Channel. Sebenernya Indovision juga nayangin di Vision Comedy, tapi berhubung gw ga punya, jadi CT Channel udah cukup menghibur :)

Beberapa family sitcom favorit gw, yang sekarang diputer ulang di CT Channel :



Keluarga-keluarga di serial-serial itu, di mata gw bener-bener perfect. Bukan diukur dari kesuksesan anggota keluarganya, tapi dari keharmonisan yang mereka punya. Menarik banget ngeliat gimana mereka memecahkan konflik n masalah yang ada, dari mulai yang sepele sampai yang rumit. 

Serial-serial jadul tentang keluarga yang juga jadi favorit gw :



Listnya sebenernya masih panjang siy, gw pilihin yang paling memorable.

It's funny how individualism is so increasing day by day in this 21st century. Ritual keluarga, kaya misalnya duduk bareng di meja makan (sarapan or having family dinner), nonton TV bareng-bareng, bedtime stories time, udah jadi suatu kemewahan. Anak-anak lebih lengket sama baby-sitter/pembantu, or worse, game consoles-TV-computers-cellphones become their new family.

I wish I can build a happy simple family like the one on those series. In this crazy world, I think complicated stuff is the last thing I ever needed to live peacefully :)

Wednesday, April 28, 2010

The Golden Kid

Sering banget gw nemu pertanyaan di forum2 sesama manusia2 jadul (or yang emang kangen pengen nostalgia) : "Anak Mas masih ada ga sih sekarang ?"

The answer is : Yes! Anak Mas is still around..
Gw nemu si Anak Mas ini di minimarket deket rumah, namanya CERI. Beli juga, harganya 1000 perak sebungkus. Tapi ternyata, si Golden Kid ini udah bermetamorfosis menjadi bentuk yang lebih modern.

Anak Mas jadul :

Cara makannya : buka bungkus mienya, keluarin bumbunya, remes2 mienya, tuangin bumbunya, kocok2 biar bumbunya nyampur, siap disantap.
Bungkus masih sederhana, bener2 nonjolin arti namanya :
ANAK (di foto 2 anak kecil) dan MAS (warna bungkusnya yang dominan warna emas/gold)

Anak Mas yang sekarang :


Cara makannya, tinggal buka bungkusnya, siap santap, mienya udah kecil2 n bumbunya udah dicampurin.
Bungkusnya udah terpengaruh budaya Jepang, seperti yang sekarang disukain mayoritas anak Indonesia. Si anak cewek n cowoknya terpisah, dibikin dengan figur tokoh anime.


Kalo ditanya, which one that I like best ?
Gw milih Anak Mas yang dulu. Rasanya ritual remes-kocok-makan itu udah jadi trademark n khas banget dari Anak Mas. Dulu sempet juga ada yg niru Anak Mas, namanya Mie Remez, tapi tetep aja ga berhasil menggeser posisi Anak Mas sebagai salah satu legenda jajanan anak-anak Indonesia era 90-an.

Hmmm... jadi ngiler lagi nih. Sori jadulmaniaks, gw mau pergi berburu Anak Mas lagi ke depan. Ada yang mau nitip ? :)